Pengusaha Jerman yang membawa Adolf Hitler berkuasa di Jerman berharap bahwa anak didiknya akan mampu menekan gerakan komunis yang sedang tumbuh di negara itu. Dan kanselir Jerman yang baru membenarkan harapan mereka dengan minat, setelah mengatur provokasi termegah dalam sejarah politik dunia - pembakaran Reichstag.
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/91/podzhog-rejhstaga-kak-eto-bilo.jpg)
Pembakaran gedung Reichstag pada 27 Februari 1933 oleh propaganda resmi Nazi disebut "serangan teroris Bolshevik paling mengerikan dalam sejarah." Bahkan, ternyata beberapa saat kemudian, pembakaran ini ternyata merupakan provokasi Nazi paling mengerikan dalam sejarah.
Latar Belakang Pembakaran
Konfrontasi antara Nazi dan Komunis pada saat Hitler berkuasa di Jerman mencapai klimaksnya. Kedua pihak memiliki dukungan yang agak kuat di masyarakat dan perwakilan yang cukup solid di Reichstag. Dalam hal jumlah kursi di parlemen, Nazi benar-benar memiliki keuntungan yang signifikan. Tetapi dalam kasus penyatuan Komunis dengan Demokrat Sosial, keuntungan ini akan mudah hilang.
Sadar akan hal ini, Hitler segera setelah pengangkatannya sebagai kepala pemerintahan meminta Presiden Jerman Hindenburg dengan permintaan untuk membubarkan komposisi wakil-wakil Reichstag saat ini dan mengumumkan pemilihan awal. Izin ini ia terima. Pemilihan umum baru dijadwalkan pada 5 Maret. Tetapi tidak ada jaminan bahwa Sosialis Nasional akan mendapatkan mayoritas kursi di parlemen. Karena itu, rekan terdekat Hitler, Dr. Goebbels, memutuskan untuk mendiskreditkan lawan-lawan utama Partai Nazi pada malam pemilihan.