Pada pertengahan abad ke-18, penulis dan penyair Rusia mulai memanggil St. Petersburg Northern Palmyra.
Dengan arsitektur dan banyak saluran air, kota ini lebih mirip Venesia. Lalu mengapa nama Palmyra Utara berakar kuat sampai hari ini? Sekilas, tidak ada hubungannya dengan kota tua Suriah.
Tetapi jika Anda melihat ke kedalaman abad, akan menjadi jelas mengapa St. Petersburg memiliki banyak alasan untuk disebut Palmyra Utara.
St Petersburg adalah ibu kota utara Rusia. Untuk memahami mengapa itu disebut Palmyra Utara dan melihat kesamaan dengan kota kuno, mari kita beralih ke fakta.
Dari sejarah Palmyra
Di sebuah oasis, di lokasi gurun modern Suriah, di antara pohon kurma yang hijau muncul sebuah kota dengan keindahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dari sinilah muncul nama kota Palmyra. Menurut legenda, itu dibangun oleh Raja Salomo.
Segera kota itu menjadi tempat perdagangan yang cepat. Seringkali orang-orang Yunani mulai berkunjung. Budaya mereka telah dengan kuat memasuki gaya hidup penduduk setempat.
Kota ini menjadi terkenal karena kemegahannya. Jalan utama itu lebar dan panjang. Di sampingnya menjulang kolom dan lengkungan. Monumen arsitektur mencolok dalam keindahannya.
Karena perjuangan konstan dengan Romawi, kota harus dibentengi dengan baik dari semua sisi. Tetapi ini tidak mencegahnya untuk selalu cantik dan berbunga. Kota Suriah terutama lebih cantik selama masa pemerintahan Zenobia yang paling mencolok dan suka berperang.
Semua usahanya masuk akal. Sebagai seorang komandan wanita, dia bersikeras dalam perintahnya, menuntut pejuang, murah hati, tetapi tidak boros, keras ketika diperlukan keketatan.
Zenobia secara bertahap mulai merampas tanah terdekat Mesir dan Asia Kecil. Di sekitar kota membentuk negara Palmyra. Keinginannya yang paling kuat adalah menaklukkan dan menaklukkan Roma yang agung. Tetapi ini tidak ditakdirkan untuk terjadi. Bangsa Romawi mengalahkan pasukan Zenobia. Dalam satu malam mereka menghancurkan Palmyra, dan penguasa yang memberontak itu ditangkap.