Benjamin Constant adalah seorang aktivis dan penulis politik Swiss-Prancis. Sepanjang hidupnya ia mempromosikan ide-ide tentang struktur liberal negara. Pikirannya berdampak besar pada Revolusi Portugis, Perang Kemerdekaan Yunani, dan pemberontakan di Polandia, Brasil, dan Meksiko. Selama kariernya, Constant telah menerbitkan sejumlah risalah politik penting, serta novel otobiografi Adolf yang hebat.
Biografi awal
Benjamin Constant lahir di kota kecil Lausanne dalam keluarga Protestan yang melarikan diri ke Swiss selama Perang Huguenot pada abad ke-16. Ayahnya Jules Constant de Rebecca bertugas sebagai perwira tinggi di pasukan Belanda, dan ibu Benjamin meninggal tak lama setelah kelahirannya. Nenek dari kedua orang tua merawat anak itu. Mereka mempekerjakan para pendidik paling terkenal pada masa itu untuk cucu mereka yang masih muda, mengajar ilmu-ilmu alam dan humaniora, dan mencoba memperkenalkan mereka pada seni.
Sampai akhir 1780-an, Constant dididik di rumah, dan kemudian memasuki Universitas Protestan Erlangen. Segera setelah lulus, Benjamin ditawari posisi di pengadilan setempat, dan selama beberapa tahun ia terlibat dalam penyusunan protokol dan melindungi yang tidak bersalah.
Kesuksesan karir
Selama Revolusi Perancis, Constant adalah pembela gerakan bikameral dan Parlemen Inggris. Berkat pengaruh Benjamin, para politisi terkemuka saat itu menyadari perlunya sebuah konstitusi. Setelah penerbitan resmi undang-undang utama negara itu, Napoleon Bonaparte secara pribadi bertemu dengan Constant dan mengundangnya untuk menjadi anggota Tribunal. Badan luar biasa ini diciptakan untuk pengadilan para penjahat politik. Selanjutnya, departemen menjadi semacam mesin yang disebut "Zaman Teror."
Namun, pada 1802, Benjamin terpaksa meninggalkan tempat kerjanya karena pidatonya terhadap atasannya. Sejak saat itu, aktivis tersebut tidak lagi bekerja sama dengan Napoleon dan orang-orang yang dekat dengannya. Constant sangat marah kepada kaisar sehingga ia ikut serta dalam konspirasi melawannya. Namun, percobaan pembunuhan itu tidak berhasil. Setelah itu, Benjamin mengepak barang-barangnya dan dengan cepat pindah bersama keluarganya ke Weimar Jerman.
Namun, terlepas dari kenyataan bahwa Constant dengan enggan meninggalkan Prancis, di Jerman ia memperoleh banyak kawan yang loyal. Benjamin berteman dengan orang-orang paling terkenal di zamannya, di antaranya adalah Johann Wolfgang Goethe, Friedrich von Schiller dan August Schlegel. Beberapa tahun kemudian dia memutuskan untuk pindah ke Rouen. Di sana, Constant menetap di sebuah apartemen kecil dengan set furnitur minimal dan mulai menulis sebuah novel otobiografi, Adolf. Buku ini pertama kali diterbitkan pada 1816 di London. Penulis sendiri dengan cepat mendapatkan popularitas di seluruh dunia, dan bahkan Alexander Sergeyevich Pushkin memuji bakat sastranya. Dalam karyanya, penulis menggambarkan hubungannya dengan istrinya, dan juga berbagi dengan pembaca bagaimana sistem politik modern bekerja dari dalam.
Worldview
Sepanjang hidupnya, Benjamin mencoba meyakinkan para pejabat, politisi dan pejabat pemerintah bahwa kebebasan pribadi adalah mesin paling kuat dari kemajuan dunia. Ia menciptakan serangkaian karya teoretis tentang hubungan individu dengan kekuasaan. Menurutnya, setiap orang adalah pembawa ide yang membentuk semua institusi sosial. Itulah sebabnya Constant menganjurkan bahwa negara menjamin kebebasan dan kemerdekaan individu. Aktivis itu sering mengatakan bahwa hanya orang dengan kebebasan yang bisa bahagia dan memimpin negaranya maju.
Selain itu, Benjamin sangat menganjurkan pendekatan modern untuk politik. Merasa yakin bahwa ketidaksetaraan di antara orang-orang adalah tanda masyarakat yang merendahkan martabat, dia memaksa para politisi untuk secara bertahap melemahkan pengaruhnya terhadap masyarakat.
Dalam karyanya Principles of Politics, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1815, Constant berbicara bahwa monarki konstitusional berdasarkan model bahasa Inggris dapat menjadi model pemerintahan yang ideal untuk Perancis. Kekuasaan, menurut pandangannya, dalam masyarakat seperti itu harus dibagi di antara semua pesertanya. Bahkan, ia memberi para politisi Perancis metode baru pemerintahan, yang pada gilirannya mereka terapkan dalam praktik.