Bencana alam, dari waktu ke waktu menyalip peradaban, dalam banyak kasus menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dan menyebabkan korban manusia. Terlepas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat manusia tidak hanya belum belajar bagaimana mengendalikan fenomena alam, tetapi juga tidak dapat menjamin untuk memprediksi mereka. Bencana-bencana ini termasuk serangkaian gempa bumi yang baru-baru ini terjadi di Italia utara.
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/87/pochemu-proizoshlo-zemletryasenie-na-severe-italii.jpg)
Pada paruh kedua Mei 2012, serangkaian getaran kuat terjadi di Italia utara. Bencana itu sebagian besar memengaruhi wilayah Italia Emilia-Romagna, tetapi gempa bumi 20 Mei dengan kekuatan 5, 9 terasa di hampir seluruh bagian utara Semenanjung Apennine dan menyebabkan penduduk Italia panik.
Tremor di Italia menunjukkan manifestasi proses geologis baru di seluruh wilayah. Peningkatan aktivitas seismik yang sedikit lebih kecil pada saat yang sama tercatat di selatan negara itu, menurut ITAR-TASS.
Pengamat surat kabar harian Italia Corriere della Sera Giovanni Caprara mencatat bahwa gempa bumi berkala di Italia memaksa para ilmuwan untuk mencari penyebab fenomena alam di kerak bumi dan menemukan cara baru untuk memprediksi fenomena seismik. Hasil kerja sama ilmuwan harus berupa peta zona bahaya seismik yang diperbarui.
Spesialis dari Institut Vulkanologi dan Geofisika Nasional Italia percaya bahwa Dataran Rendah Padan yang dipengaruhi oleh unsur-unsur tersebut telah lama menarik perhatian mereka, tetapi statistik untuk prediksi gempa bumi yang tepat waktu masih kurang dan tidak terlalu akurat, karena ramalan yang memenuhi syarat memerlukan pengamatan bertahun-tahun.
Ahli geofisika percaya bahwa serangkaian getaran yang telah melewati negara ini adalah karakteristik normal dari apa yang disebut sebagai gempa "cluster". Setelah dorongan pertama, gangguan bawah tanah muncul, yang mengarah pada gerakan batuan yang tidak terduga.
Sebagai penyebab utama gempa bumi yang menimpa bagian utara Italia, sebuah versi diajukan bahwa lempeng tektonik Afrika menekan lempeng Eurasia. Dalam hal ini, batuan terpadat di bagian utara lempeng Afrika pecah dan bergerak ke ketebalan mantel bumi. Tidak hanya wilayah utara tetapi juga Italia selatan, termasuk Sisilia, yang berisiko terhadap aktivitas seismik. Sedalam dan tersembunyi dari mata kita, proses geologis global menyebabkan gempa bumi yang berulang.
Peneliti internasional berharap bahwa bukti mengenai perubahan pergerakan lempeng litosfer akan memungkinkan dalam waktu dekat untuk membangun prakiraan aktivitas seismik berkualitas tinggi di wilayah Mediterania.