Mereka yang dengan serius mempelajari sejarah pembentukan dan perkembangan negara Soviet, dihadapkan dengan konsep "Stalinisme." Sebagai pemimpin Uni Soviet, Joseph Stalin meninggalkan bekas yang tak terhapuskan tentang sejarah negara itu. Ini diungkapkan tidak hanya dalam penciptaan negara totaliter, tetapi juga dalam teori konstruksi sosialis, banyak fitur yang diwarisi oleh negara-negara lain. Apa yang sebenarnya tersembunyi di balik konsep "Stalinisme"?
Stalinisme sebagai bagian dari sejarah Uni Soviet
Tentang waktu ketika Stalin berkuasa, paling sering hari ini mereka menulis dengan cara negatif. Periode "bapak bangsa" yang berkuasa dalam terang ini tampaknya merupakan masa penindasan massal dan pelanggaran hukum yang sebenarnya, suatu penyimpangan dari prinsip-prinsip Leninis dalam membangun sebuah partai dan negara. Saksi mata yang hidup di era Stalinis menggambarkan dengan ngeri proses perampasan kaum tani dan kolektivisasinya.
Para peneliti sering mendefinisikan Stalinisme sebagai sistem pandangan dan kegiatan Joseph Stalin dan lingkaran dalamnya, yang mendominasi Tanah Soviet dari akhir dua puluhan abad terakhir hingga kematian pemimpin pada tahun 1953. Seringkali periode ini disebut sebagai masa pemerintahan rezim totaliter, ketika mekanisme alami kemajuan dihancurkan, ekonomi kebuntuan dan sistem sosialisme barak diciptakan.
Stalinisme adalah sistem pemerintahan yang didasarkan pada dominasi aparatur birokrasi partai.
Pada intinya, Stalinisme adalah hasil dari distorsi dari teori nyata membangun masyarakat sosialis, yang dicirikan oleh metode yang sangat kejam dan metode biadab dari pembentukan ekonomi industri. Tindakan Stalin dan rombongannya ditutupi oleh fraseologi Marxis dan Leninis. Diyakini bahwa Stalin secara kreatif mengembangkan teori Marxis, mengadaptasinya dengan kondisi keberadaan USSR, yang harus bertarung dengan lingkungan yang bermusuhan.