Konsep "totalitarianisme" secara harfiah berarti "keseluruhan, " "lengkap, " "keseluruhan." Di setiap negara di mana rezim politik ini muncul dan berkembang, ia memiliki kekhususannya sendiri. Namun, untuk semua keserbagunaannya, rezim totaliter memiliki serangkaian fitur umum dasar yang cukup jelas yang mencerminkan esensi dari bentuk pemerintahan ini.
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/30/priznaki-totalitarizma-kak-politicheskogo-rezhima.jpg)
Instruksi manual
1
Totalitarianisme hampir selalu tidak sah. Itu tidak pernah dimulai di suatu negara setelah pemilihan yang bebas dan demokratis. Pembentukan totalitarianisme biasanya terjadi setelah kudeta, revolusi, putsch, dan perebutan kekuasaan.
2
Di bawah rezim totaliter, rakyat negara itu diasingkan dari pemerintah dan pihak berwenang. Populasi tidak dapat mempengaruhi negara, akibatnya pemerintah menerima kekuasaan yang tidak terbatas dan tidak terkendali untuk dirinya sendiri. Ini mengarah pada birokratisasi total dari semua proses dan keruntuhan masyarakat sipil. Pihak berwenang mulai membuat aturan sendiri tidak hanya di bidang politik masyarakat, tetapi juga di bidang sastra dan seni. Ada pendirian moralitas dan moralitas yang dipaksakan diterima oleh negara.
3
Totalitarianisme paling sering mengubah warganya menjadi budak negara, membangun ketergantungan pribadi mereka pada negara, memaksa mereka untuk bekerja demi kebaikan negara secara gratis. Metode manajemen yang dominan adalah kekerasan, teror dan paksaan.
4
Di bawah rezim totaliter, suasana kecurigaan umum dan ketidakpercayaan sedang dipaksakan di negara itu. Penipuan didorong. Pada tingkat negara, citra musuh eksternal atau internal universal sedang dibentuk. Konsep bahwa negara terus-menerus diancam sedang diperkenalkan ke massa. Lambat laun, negara totaliter mulai menyerupai kamp yang dikepung, yang, pada gilirannya, mengarah pada militerisasi masyarakat dan ekonomi.
5
Di negara totaliter, sistem hukum benar-benar menghilang. Penerapan tindakan legislatif yang ada tidak lagi universal, pemerintah mulai menggunakan undang-undang sesuka hati.
6
Di bawah rezim totaliter, semua kekuasaan terkonsentrasi di tangan elit yang berkuasa dan lingkungan terdekatnya. Prinsip pemisahan kekuasaan sama sekali tidak ada. Rakyat tidak memiliki hak untuk mengambil bagian dalam kehidupan negara, semua kegiatan aparatur negara dikipasi oleh lingkaran misteri.
7
Dalam negara totaliter, satu partai politik mendominasi, yang secara praktis mencakup semua bidang kehidupan di negara ini. Ciri khas rezim totaliter adalah penciptaan kultus kepribadian pemimpin. Pendewaan penguasa mengambil proporsi hipertrofi.
8
Di bawah rezim totaliter, politisasi semua proses yang terjadi di masyarakat terjadi. Ideologi meresapi semua bidang kehidupan orang. Prinsip "memecah belah dan menaklukkan" sedang dilaksanakan. Masyarakat secara artifisial dibagi menjadi "teman" dan "orang asing." Akibatnya, di negara totaliter, satu kelompok sosial terus-menerus menentang yang lain.
9
Di negara totaliter, ada pengabaian total terhadap hak asasi manusia dan kebebasan individu. Setiap perbedaan pendapat ditekan dengan cara yang kejam. Negara itu sendiri terisolasi dari dunia luar.
10
Ekonomi rezim totaliter didasarkan pada dominasi kepemilikan negara dan beroperasi dalam rezim sistem pertanian yang terencana. Metode kekerasan yang diterapkan secara luas oleh negara dalam kaitannya dengan pengusaha swasta.