Ada banyak tradisi dalam masyarakat Kristen yang didasarkan pada kitab suci dan tradisi. Beberapa tradisi memiliki efek menguntungkan pada jiwa orang, itulah sebabnya mereka disebut saleh. Tradisi Kristen seperti itu termasuk praktik menyalakan lilin di bait suci.
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/60/otkuda-poyavilas-tradiciya-stavit-svechi-v-hrame.jpg)
Lilin adalah sumber cahaya. Penggunaan lampu yang memancarkan cahaya (api) terjadi bahkan di zaman Perjanjian Lama. Ini menunjukkan beberapa simbolisme berdasarkan pada Kitab Suci. Bahkan pada permulaan ciptaan Tuhan atas dunia, Tuhan memisahkan terang dari gelap. Karena itu, cahaya adalah simbol kehadiran Tuhan.
Dalam Perjanjian Lama, lampu-lampu khusus digunakan, yaitu bejana dengan minyak zaitun dan sumbu yang terbuat dari rami. Itu semacam lampu. Itu digunakan di Kemah Suci, dan kemudian di Kuil Yerusalem, sebagai simbol kehadiran rahmat ilahi. Lampu-lampu seperti itu dinyalakan di Kemah Suci dan Bait Suci Yerusalem selama doa.
Selama Perjanjian Baru, lampu juga digunakan oleh orang Kristen sejak abad pertama. Ini disebutkan dalam buku Kisah Para Rasul. Pada hari-hari setelah kelahiran Yesus Kristus, tidak hanya lampu, tetapi juga lilin itu sendiri dapat disebut lampu. Pada zaman Perjanjian Baru, lilin tidak hanya melambangkan kehadiran Allah, tetapi juga secara praktis digunakan selama doa. Jadi, lilin berfungsi sebagai sumber cahaya. Pada abad-abad pertama, orang-orang Kristen berdoa pada malam hari, ketika mereka dianiaya oleh otoritas Romawi.
Dengan berkembangnya peraturan pelayanan, penggunaan lilin di bait suci, serta dalam pertemuan doa, sudah sangat memasuki kehidupan Kristen. Lilin digunakan tidak hanya sebagai sumber cahaya, mereka adalah simbol dari cahaya Kristus yang tidak tercipta, yang membawa umat manusia keluar dari kegelapan malam.
Selain itu, lilin melambangkan pengorbanan kepada Tuhan. Dan momen membakar lilin hendaknya mengingatkan seseorang akan misi tinggi yang terakhir. Seseorang harus memiliki hati cinta yang menyala-nyala untuk semua orang di sekitarnya, dengan teladannya sendiri untuk membawa terang kepada orang-orang. Begitulah interpretasi simbolis dari pemahaman lilin dalam masyarakat Kristen modern.
Saat ini, lilin di bait suci digunakan sebagai pengorbanan yang dilakukan kepada Allah. Pada saat seseorang menyalakan lilin, adalah kebiasaan untuk berdoa memohon kebutuhannya kepada Tuhan, Perawan atau orang suci. Lilin juga bisa menjadi tanda ingatan manusia. Tradisi yang saleh tersebar luas untuk menempatkan lilin untuk mengenang orang yang sudah meninggal.