Selama berabad-abad, orang-orang telah menunggu penebus yang dikirim oleh Allah untuk turun ke bumi yang berdosa dan menyelamatkan umat manusia. Lebih dari sekali dalam sejarah, mereka yang menyebut diri mereka penyelamat, tetapi selalu kecewa, sedang menunggu orang. Dalam Yudaisme dan Kekristenan, orang yang memberi keselamatan kepada orang-orang disebut Mesias.
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/16/kto-takoj-messiya.jpg)
Siapa yang disebut Mesias
Diterjemahkan dari bahasa Aram, “mesias” secara harfiah berarti “raja” atau “yang diurapi”. Orang-orang Yahudi, yang dianggap orang-orang pilihan, secara sakral percaya pada kata yang diberikan oleh para nabi. Dikatakan bahwa suatu hari nanti Allah akan mengirim mereka Juruselamat yang diberkati, raja sejati umat manusia. Orang Kristen percaya bahwa Yesus Kristus menjadi pembebas ini. Secara karakteristik, "Kristus" dalam bahasa Yunani juga berarti "Mesias".
Mesias umumnya disebut Yang Diurapi, karena pengurapan dengan minyak, yaitu minyak zaitun, adalah bagian dari upacara kuno. Ritual ini dilakukan pada zaman kuno ketika raja berikutnya dinobatkan atau ditahbiskan sebagai imam Yahudi. Orang-orang Yahudi kuno sangat percaya bahwa raja sejati, yang merupakan keturunan Raja David, akan dikirim oleh Sang Pencipta untuk membebaskan orang-orang Yahudi dari penindasan dan kekuasaan dari bangsa-bangsa lain.
Tetapi ada pemahaman yang lebih luas tentang tujuan Allah. Orang-orang yang berpikiran religius percaya pada zaman kuno bahwa kedatangan mesias diperlukan untuk realisasi keselamatan umat manusia yang diberikan oleh Allah. Tetapi dari apa sebenarnya orang perlu diselamatkan? Menurut tradisi Alkitab, seseorang membutuhkan keselamatan karena ia telah mengalami kejatuhan. Ini membuatnya tidak mungkin untuk menerapkan kehendak ilahi yang mengarah ke tujuan yang tidak dapat dipahami oleh manusia fana sepenuhnya.