Memilih wali baptis untuk seorang anak bukanlah tugas yang mudah, seperti kelihatannya. Bagaimanapun, bapak baptis harus memenuhi sejumlah persyaratan yang diajukan kepadanya oleh gereja. Karena itu, penting untuk mempertimbangkan dengan cermat siapa yang ingin Anda tunjuk sebagai orang tua rohani anak Anda.
Dalam kebanyakan kasus, orang dibaptis di masa kecil. Dan seringkali masa kanak-kanak masih sangat dini. Karena itu, semua tanggung jawab untuk pemilihan wali baptis sepenuhnya berada di tangan orang tua anak. Dan sangat penting bahwa mereka memilih wali baptis dengan benar.
Persyaratan apa yang harus dipenuhi orangtua baptis?
Pertama-tama, diharapkan bahwa ayah baptis menjadi seorang Kristen Ortodoks. Gereja Ortodoks tidak akan menerima seorang Muslim, Katolik, atau ateis sebagai orang tua spiritual. Bagaimanapun, tujuan utama wali baptis adalah untuk membantu anak dalam pendidikan iman Ortodoks. Dalam hal ini, diharapkan bahwa ayah baptis harus menjadi manusia gereja. Ini berarti bahwa ia akan dapat memikul tanggung jawab untuk secara teratur mengarahkan anak baptisnya ke gereja dan mengamati semua ritual dan layanan yang diperlukan.
Tentu saja, Anda dapat memilih orang itu untuk menjadi orang tua baptis yang tidak ada hubungannya dengan gereja, tetapi dalam hal ini perlu diingat bahwa tidak peduli seberapa baik orang itu, nyatanya ayah baptis tidak dapat menyamai.
Ketika memilih ayah baptis untuk anak Anda, ingatlah bahwa Anda membuat pilihan ini sekali dan untuk semua: Anda tidak dapat mengubah ayah baptis. Jika setelah beberapa waktu itu tidak berubah menjadi lebih baik, keluarga dengan putra baptisnya hanya perlu berdoa agar pencerahan menyusulnya.
Seringkali muncul pertanyaan tentang apakah mungkin untuk menunjuk kerabat berikutnya, wanita hamil, dll., Sebagai wali baptis. Dan seringkali warga kota tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan ini. Gereja, di sisi lain, memberikan penjelasan yang cukup jelas tentang topik siapa yang bisa menjadi wali baptis seorang anak. Jadi, bertentangan dengan mitos populer, Anda bisa leluasa memilih wanita hamil sebagai ibu baptis. Dan untuk anak laki-laki dan perempuan.
Pembatasan hanya berlaku untuk ayah atau ibu dari anak, yang tidak bisa menjadi wali baptis pada bayi mereka sendiri. Selain itu, pasangan tidak diperbolehkan menjadi orang tua rohani dari satu anak (jika pasangan hanya berencana untuk menikah, ia juga dilarang). Kerabat lain, termasuk saudara kandung dari orang tua anak, serta orang tua mereka, dapat memikul tanggung jawab orang tua baptis. Juga, jangan memilih orang tua baptis atau biksu, anak-anak. Selain itu, orang tua angkat juga tidak bisa menjadi orangtua baptis di anak tiri dan anak tirinya.
Ngomong-ngomong, berkenaan dengan ibu baptis, ada larangan partisipasi wanita dalam sakramen Baptisan selama periode kenajisan bulanan.