Abad ke-19 memberi dunia banyak penemuan dan karya seni yang cerdik. Saxophone, airship, pasteurisasi, pengelasan listrik, troli dan banyak lagi diciptakan. Di era ini, Dostoevsky, Tolstoy, Dumas dan Hugo dibuat. Peristiwa berdarah abad ke-19 - Perang Napoleon, Perang Saudara di AS, pertempuran Rusia-Turki merenggut banyak nyawa.
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/04/kak-zhili-v-19-veke.jpg)
Instruksi manual
1
Kehidupan bangsawan
Keberadaan di luar berarti membawa kaum bangsawan dari negara-negara yang tercerahkan ke dalam ketergantungan hutang. Banyak yang bangkrut dan mengalami kondisi yang menyedihkan. Poin dan pesta konstan abad-abad sebelumnya secara signifikan memengaruhi kesejahteraan banyak genera. Tetapi ini tidak berarti bahwa pada abad XIX bola dan perjalanan ke salon berhenti. Para bangsawan yang mampu menghabiskan dengan bahagia terus memimpin gaya hidup yang chic. Mereka yang tidak memiliki kekayaan mengambil pinjaman, mencoba memukul jackpot dalam perjudian, atau hanya pergi ke tanah yang jauh untuk mendapatkan uang dan ketenaran. Aksi militer di seluruh dunia menyukai hal ini.
2
Pedagang dan borjuasi di abad XIX
Perkebunan-perkebunan ini membangun modal mereka begitu cepat sehingga mereka secara bertahap mulai menggeser kaum bangsawan dari posisi terdepan di dunia. Pembangunan jalur kereta api, penggunaan penemuan-penemuan terbaru, pabrik-pabrik dan pabrik-pabrik sangat memperkaya orang kaya baru ini. Berbeda dengan para bangsawan, para wakil borjuis tidak terburu-buru untuk terlibat dalam pengeluaran yang terburu-buru. Modal yang diterima meningkat. Tentu saja, tidak semuanya lancar di sini - perusahaan baru terkadang bangkrut, membuat pencipta mereka tidak punya uang.
3
Petani dan Pekerja Abad ke-19
Di era pertumbuhan industri, ada arus besar populasi dari desa ke kota. Perlu dicatat bahwa dalam kebanyakan kasus kehidupan petani telah membaik. Perbudakan dihapuskan di Rusia, berkat itu orang-orang pedesaan bisa bekerja untuk diri mereka sendiri. Petani dari sepatu kulit pohon tua berubah menjadi sepatu bot, orang kaya bisa dengan sendirinya merekrut pekerja.
Sedangkan untuk kota-kota, kondisi kerja yang sulit dan kehidupan yang buruk adalah hal biasa bagi para pekerja. Seringkali harus tinggal di barak, bekerja selama 14 jam, angka kematiannya signifikan. Namun demikian, semakin banyak penduduk desa lebih suka pergi ke kota untuk mencari kebahagiaan. Literasi berkembang.