Penghapusan perbudakan telah menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah Rusia. Konsekuensinya berbeda untuk strata sosial masyarakat. Kehidupan petani setelah 1861 berubah secara radikal.
Instruksi manual
1
Kebebasan pribadi
Kehidupan para petani setelah 1861 menjadi berbeda. Mereka tidak lagi dianggap sebagai budak. Status mereka "bertanggung jawab sementara" hanya berarti ketergantungan pada pembayaran tugas khusus. Petani menerima kebebasan sipil.
2
Properti
Jika sebelumnya milik petani adalah milik tuan tanah, sekarang itu diakui sebagai milik pribadi bagi para mantan budak. Ini berlaku untuk rumah dan properti bergerak apa pun.
3
Pemerintahan sendiri
Petani menerima hak untuk memerintah di desa-desa. Unit utama adalah masyarakat pedesaan, dan volost berada di tingkat tertinggi. Semua posting bersifat elektif.
4
Bidang tanah
Setelah penghapusan perbudakan, petani masih tidak bisa memiliki tanah sendiri. Itu milik pemilik tanah. Tapi dia membagikan sebidang tanah untuk penggunaan petani. Dia disebut "homesteading." Selain itu, peruntukan lahan muncul untuk kebutuhan seluruh masyarakat.
5
Ukuran penjatahan
Menurut reformasi baru, negara menetapkan ukuran maksimum dan minimum peruntukan tanah. Untuk membuat plot optimal, sistem "tebang" dan "tebang" muncul, masing-masing mengurangi atau menambah lahan. Ukuran rata-rata penjatahan adalah 3, 3 persepuluhan, yang berarti minimalisasi dibandingkan dengan periode pra-reformasi.
Selain itu, ada praktik pemukiman kembali petani di tanah tandus.
6
Tugas
Mustahil untuk menolak penjatahan tanah selama 49 tahun. Untuk menggunakannya, petani harus mengemban tugas: corvee, yang berarti sistem penambangan, dan pensiunan dalam hal moneter.
Pemilik tanah itu sendiri yang menyusun piagam tersebut, yang menetapkan ukuran penjatahan dan tugas. Dokumen ini disertifikasi oleh perantara dunia.
7
Pengakhiran Utang
Setelah reformasi 1861, para petani memiliki beberapa opsi untuk menghilangkan tugas.
Pertama, mungkin untuk menebus peruntukan. Ini adalah jalan keluar terpanjang dari situasi ini. Setelah tebusan, petani menjadi pemilik yang sah.
Kedua, adalah mungkin untuk menolak penjatahan put. Kemudian pemilik tanah menyumbangkan seperempatnya.
Ketiga, masyarakat pedesaan bisa membeli jatah bersama, menyelamatkan petani dari wajib militer.
Perhatikan
Secara umum, reformasi itu bersifat pro-militer, karena para petani menjadi bebas hanya di atas kertas. Mereka terus bergantung pada pemilik tanah, kepada siapa negara tidak hanya menjamin pembayaran, tetapi juga membiarkan diri mereka untuk mengatur ukurannya.
Namun demikian, reformasi petani adalah awal dari perubahan dalam sistem negara. Terlepas dari semua bahaya dan kontradiksi, Alexander II memutuskan langkah penting ini.