Perdebatan tentang apakah jiwa itu ada telah berlangsung selama berabad-abad. Agama Kristen mendukung teori keberadaan jiwa, sementara agama Buddha menolaknya. Tetapi para ilmuwan modern telah menemukan dan menyajikan bukti keberadaan jiwa.
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/13/sushestvuet-li-dusha.jpg)
Instruksi manual
1
Perdebatan tentang apakah jiwa itu ada belum berhenti selama berabad-abad. Jiwa menurut konsep modern adalah kekuatan khusus yang ada dalam tubuh manusia dan tidak mati setelah kematian fisik. Gerakan filosofis dan dualistik mendefinisikan jiwa sebagai zat abadi yang mengekspresikan sifat ilahi manusia. Psikologi mendefinisikan jiwa sebagai dasar kehidupan mental, suatu kompleks manifestasi emosional seseorang.
2
Keabadian jiwa adalah dasar dari kepercayaan semua tren Kristen. Menurut ajaran ini, jiwa terus ada setelah kematian fisik. Dia tetap dalam batas negara, atau langsung menuju neraka atau surga. Tidak semua gerakan keagamaan mendukung keberadaan jiwa. Dalam agama Buddha, kehadirannya ditolak dan diyakini bahwa keyakinan akan keberadaannya adalah penyebab penderitaan.
3
Eksperimen yang dilakukan oleh para dokter di Inggris, bagi banyak orang, telah menjadi bukti tanpa syarat tentang keberadaan jiwa. Esensinya adalah bahwa orang yang sekarat ditimbang, dan setelah kematian yang sebenarnya tubuh menjadi lebih ringan dengan 9-12 gram. Hal yang sama terjadi pada saat kematian klinis, dan ketika seseorang sadar kembali, berat badannya kembali.
4
Ada banyak bukti bahwa jiwa itu ada. Jadi, orang-orang yang berada dalam keadaan kematian klinis mengatakan bahwa mereka naik di atas tubuh dan menyaksikan dari luar untuk membran fisik mereka. Beberapa melihat manipulasi pada tubuh dokter, air mata kerabat dan teman. Diduga, beberapa orang dalam kondisi ini merasakan koneksi dengan tubuh fisik mereka, tetapi pada saat yang sama, force majeure memberi isyarat kepada mereka di suatu tempat. Banyak yang mencatat kemudahan dan ketenteraman yang tidak biasa yang tidak dialami dalam kehidupan nyata. Mereka kembali ke tubuh mereka dengan cepat dan cepat, seolah-olah mereka tertarik oleh ketertarikan yang kuat.
5
Akademisi Bekhterev mengemukakan teori bahwa pikiran dapat diarahkan oleh aliran energi dari seseorang ke benda lain. Jadi energi pikiran diubah menjadi radiasi termal. Dia percaya bahwa orang dapat menggunakan energi mereka seperti gelombang radio. Jika suatu pikiran adalah material, maka ia tidak dapat mati dengan tubuh fisik, tetapi harus pergi ke bentuk lain dari keberadaannya. Seperti yang diyakini sang akademisi, tidak ada yang lain selain jiwa yang menjadi pembawa pemikiran. Menurut hukum kekekalan energi setelah kematian, jiwa tidak menghilang di mana pun, tetapi hanya berpindah ke keadaan lain.