Slobodan Milosevic adalah seorang politisi Yugoslavia dan Serbia, presiden Serbia (awalnya Republik Sosialis Serbia, sebuah republik di Republik Federal Sosialis Yugoslavia) dari tahun 1989 hingga 1997, dan presiden di Republik Federal Yugoslavia dari tahun 1997 hingga 2000. Dia juga memimpin Partai Sosialis Serbia sejak didirikan pada 1990.
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/78/slobodan-miloshevich-biografiya-karera-i-lichnaya-zhizn.jpg)
Slobodan Milosevic lahir pada Agustus 1941. Di masa mudanya, ia menempuh pendidikan di Universitas Belgrade dengan gelar sarjana hukum. Di sana ia ditakdirkan untuk bertemu dengan cintanya dan calon istrinya Mira Markovich, yang dikreditkan dengan peran kunci dalam membentuk pandangan Milosevic tentang politik. Di tahun-tahun muridnya, Milosevic masuk dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan UCL (Persatuan Komunis Yugoslavia)
Seluruh karirnya adalah bekerja di berbagai jabatan yang bertanggung jawab, yang pada akhirnya membantunya mengambil jabatan sekretaris pertama komite kota Belgrade dari Partai Komunis Yugoslavia. Dia mengendalikannya sampai 1982. Kemudian, sejak 1987, Milosevic mengepalai Persatuan Komunis Serbia, yang membawanya ke dalam politik Yugoslavia selama konflik etnis berdasarkan bertahun-tahun perbedaan etnis antara Albania dan Serbia. Pada tahun 1989, ia terpilih sebagai presiden Republik Serbia, yang merupakan bagian dari Yugoslavia. Namun, pada kenyataannya, Slobodan Milosevic menjadi satu-satunya politisi yang didengar orang-orang dari semua republik serikat di Yugoslavia.
Runtuhnya Yugoslavia
Pada awal tahun 90-an, dua negara menarik diri dari Yugoslavia - Kroasia, serta Bosnia dan Herzegovina. Milosevic harus memutuskan masuknya pasukan federal ke dalam wilayah bekas republik Soviet untuk melindungi etnis Serbia yang tidak ingin meninggalkan Yugoslavia. Karena keengganan ini, orang-orang Serbia dilecehkan oleh pemerintah setempat, yang menginginkan kemerdekaan datang secara sepihak. Permukiman Serbia disebut "republik Serbia." Ini adalah awal dari perang saudara yang menewaskan beberapa ratus ribu orang, dan sejumlah besar Muslim Bosnia dan Kroasia meninggalkan wilayah republik Serbia.
Misi penjaga perdamaian dari PBB diperkenalkan ke wilayah bekas republik Soviet. Kemudian Slovenia dengan damai meninggalkan Yugoslavia. Pada pertengahan 90-an, konfrontasi Serbia dihancurkan oleh pasukan NATO. Milosevic setuju untuk keluar dari republik. Ribuan pengungsi mencapai Serbia.
Dua tahun kemudian, Milosevic terpilih kembali sebagai presiden. Tapi setahun kemudian, konflik baru pecah di Kosovo, di mana Serbia menjadi korban lagi. Di sana mulai pogrom massa otonomi Serbia oleh Kosovo. NATO telah menjadi pasukan baru jika presiden Yugoslavia tidak menarik pasukan militer Serbia dari Kosovo. Milosevic menolak. Pada tahun 1999, Yugoslavia menjadi sasaran pemboman besar-besaran PBB. Presiden Yugoslavia terpaksa menyerah.