Fenomena seperti yatim piatu sangat umum di semua bagian dunia, tetapi masing-masing negara memiliki pendekatan sendiri untuk menyelesaikan masalah sosial ini dan berupaya untuk secara efektif menghilangkan karakter yang diucapkannya.
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/65/sirotstvo-kak-socialnaya-problema.jpg)
Sejak awal abad ke-20, masalah panti asuhan dan tunawisma telah mendapatkan karakter khusus yang diucapkan. Sebagai hasil dari dua perang dunia, banyak sekali anak yang kehilangan tidak hanya orang tua mereka, tetapi juga atap di atas kepala mereka. Peristiwa ini berkontribusi pada perkembangan hukum anak-anak, yang mencakup konsep kesejahteraan anak. Negara bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan untuk menciptakan kondisi bagi perkembangan fisik dan mental anak-anak, serta fungsi perwalian. Perlu dicatat pentingnya dokumen dan deklarasi internasional yang diadopsi oleh komunitas internasional untuk memastikan hak anak di semua negara.
Di dunia modern, masalah anak terlantar tidak kehilangan relevansinya. Pada saat ini, fenomena sosial anak yatim telah mengambil makna khusus. Ini menyiratkan penolakan orang tua dari fungsi pendidikan karena ketidakmungkinan atau keengganan untuk melaksanakannya. Dalam hal ini, anak-anak dengan orang tua yang hidup menjadi anak yatim sosial. Alasan utama untuk langkah ini adalah: pertama, pengabaian orang tua anak secara sukarela; kedua, kehilangan oleh orang tua anak karena bencana alam atau pergolakan sosial; ketiga, perampasan hak orang tua.
Bahkan di lembaga khusus di mana anak yatim didukung penuh oleh negara dan menerima dukungan materi, mereka dihadapkan dengan masalah psikologis yang hanya bisa diselesaikan oleh rumah keluarga. Mereka kurang mendapat perhatian yang layak dari orang dewasa, perasaan hangat dan dukungan emosional. Itulah sebabnya negara, bergantung pada undang-undang saat ini, memberikan preferensi pada bentuk penempatan keluarga oleh anak-anak, karena dalam kondisi pengasuhan orang tua, anak tersebut berhasil berkembang dan menjalani proses sosialisasi.
Yang paling penting adalah pekerjaan sosial dengan kategori anak-anak ini. Isi kegiatan untuk mendukung anak yatim adalah untuk melindungi hak-hak mereka, rehabilitasi dan adaptasi sosial, bantuan dalam mencari pekerjaan, serta menyediakan perumahan. Pemenuhan tugas yang disajikan terletak pada otoritas perwalian dan perwalian. Namun, pada tahap awal, tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi anak-anak dalam situasi kehidupan yang sulit. Seorang anak dapat menjadi korban dari orang tua yang lalai yang lupa tentang fungsi pendidikan mereka karena ketergantungan alkohol, atau karena ketidakmampuan untuk menyediakan pemeliharaannya.