Salah satu perintah utama Kekristenan adalah cinta untuk sesama. Gereja Kristen jelas menentang menyebabkan kerusakan pada orang tersebut, baik mental maupun fisik. Salah satu dosa terburuk dan pertama dalam sejarah manusia adalah pembunuhan, dimana Kain dikutuk. Gereja juga memasukkan aborsi di zaman modern.
Hasil dari intervensi medis untuk melakukan operasi aborsi adalah penghentian kehidupan janin di dalam rahim. Gereja selalu menganjurkan untuk anak-anak yang belum lahir, membela hak mereka untuk hidup. Menurut ajaran agama Ortodoks, jiwa manusia terbentuk tepat pada saat pembuahan, dan oleh karena itu janin itu sendiri sudah merupakan pribadi manusia yang hidup. Untuk yang terbaik dari ini, setiap manipulasi yang mencegah kelahiran bayi sebenarnya adalah pembunuhan medis bayi.
Gereja juga memiliki sikap negatif terhadap aborsi, dan karena itu membahayakan kesehatan ibu secara langsung. Ini dapat menyebabkan masalah serius bukan hanya psikologis, tetapi juga fisiologis.
Perlu dicatat bahwa Gereja Ortodoks dapat mengizinkan aborsi hanya jika ada ancaman terhadap kehidupan ibu selama persalinan atau selama kehamilan. Jika ada pilihan, maka selamatkan ibu. Ini adalah sudut pandang resmi para dokter dan Gereja. Tetapi jika aborsi dilakukan hanya karena keengganan untuk melahirkan anak atau motif lain yang tidak didasarkan pada indikasi medis, maka tidak hanya ibu yang bersalah atas kematian bayi, tetapi juga semua orang yang membujuk perempuan itu untuk melakukan aborsi. Termasuk dokter yang memberi izin untuk ini tanpa indikasi medis.
Dosa aborsi, juga disebut pembunuhan anak yang belum lahir, harus dikatakan dalam pengakuan dengan perasaan pertobatan yang tulus.