Penemuan dinamit adalah langkah penting menuju terciptanya bahan peledak berdaya tinggi yang relatif aman, yang dirancang untuk pekerjaan pertambangan dan konstruksi. Tetapi siapa yang sebenarnya menemukan dinamit, dan apa esensi dari penemuan ini?
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/47/kto-izobryol-dinamit.jpg)
Mengapa dinamit dibutuhkan?
Dengan pengembangan infrastruktur peradaban dan transportasi, muncul kebutuhan untuk perubahan radikal dalam topografi alami: peletakan terowongan, peledakan gunung, pengeringan danau. Dengan cepat menjadi jelas bahwa kekuatan ledakan bubuk biasa tidak cukup, sehingga ahli kimia mulai mencari bahan peledak yang lebih maju. Salah satu zat tersebut adalah nitrogliserin - cairan peledak, kekuatan ledakan yang sepuluh kali kekuatan mesiu. Sayangnya, produksi, penyimpanan, dan transportasi sangat berbahaya, karena nitrogliserin sangat sensitif terhadap suhu, percikan dan guncangan yang tidak disengaja.
Penemu Dynamite Alfred Bernhard Nobel adalah seorang insinyur kimia yang bekerja di pabrik nitrogliserin ayahnya. Nobel melakukan banyak percobaan dengan bahan peledak, mencoba menemukan cara yang aman untuk membuatnya, karena ledakan yang tidak disengaja di pabrik-pabrik semacam itu tidak biasa. Salah satu insiden ini membunuh adik Alfred, Emil. Pada akhirnya, Nobel berhasil memecahkan masalah keamanan produksi nitrogliserin, tetapi tugas transportasi dan penyimpanan masih relevan.
Seperti dalam banyak penemuan terkenal, masalah ini diselesaikan murni secara tidak sengaja: salah satu botol dengan nitrogliserin jatuh selama pengangkutan, tetapi karena botol-botol tersebut diangkut dalam kotak-kotak dengan tanah berpori, tidak ada ledakan. Nobel melakukan percobaan dan menemukan bahwa tanah yang diresapi dengan cairan peledak memiliki ketahanan yang signifikan terhadap pengaruh eksternal, sementara pada saat yang sama mempertahankan kekuatan ledakan. Pada tahun 1867, Alfred Nobel mematenkan dinamit - nitrogliserin, dicampur dengan penyerap netral. Tabung kardus digunakan sebagai kemasan.
Salah satu guru Nobel, ahli kimia Rusia Nikolai Zinin, bersama dengan insinyur militer Petrushevsky, pada waktu yang sama menciptakan versi dinamitnya sendiri, di mana nitrogliserin dicampur dengan magnesium oksida.