Sejarah umat manusia adalah serangkaian konflik militer. Selama berabad-abad, persenjataan pihak-pihak yang bertikai dan taktik pasukan berubah. Tetapi tujuan perang modern tetap sama: itu adalah perebutan wilayah, penindasan perlawanan musuh, serta penghapusan potensi politik, militer dan industri.
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/01/kak-vedutsya-sovremennie-vojni.jpg)
Instruksi manual
1
Perang modern paling sering dimulai dengan pelatihan politik aktif. Untuk mencapai pengaruh di negara asing, agresor mencoba menggunakan promosi anak didiknya ke dalam struktur politik dan otoritas negara lain. Agresi tersembunyi semacam itu seringkali berubah menjadi tekanan langsung pada kekuatan negara berdaulat dan memaksakan kehendaknya pada musuh potensial.
2
Kadang-kadang hasil dari pengaruh politik tidak sesuai dengan agresor, terutama jika "korban" mempertahankan kemampuan untuk menolak kemauan politik orang lain. Dalam hal ini, taktik untuk melakukan revolusi "beludru" atau intervensi bersenjata langsung dalam urusan internal negara digunakan. Dalih yang biasa dalam hal ini adalah "pemulihan demokrasi" atau penindasan perlawanan "teroris". Fase politik agresi berkembang menjadi aksi militer langsung.
3
Sebagian besar perang modern terjadi dalam wilayah terbatas. Tetapi ini tidak berarti sama sekali bahwa operasi militer lokal tidak dapat mencakup wilayah yang luas. Contohnya adalah perang global melawan terorisme internasional yang dilakukan oleh Amerika Serikat di seluruh dunia. Jika sebuah kelompok politik tidak sesuai dengan pemerintah AS, itu disamakan dengan organisasi teroris dan menjadi objek agresi.
4
Perang modern bersifat total, karena tidak hanya mencakup seluruh ruang fisik tempat seseorang tinggal, tetapi juga ruang mental. Salah satu faktor kuat konfrontasi militer modern adalah perang informasi, yang diperjuangkan di televisi, radio, dan internet. Bagi mereka yang terlibat dalam konflik militer, informasi mengalir dari semua sisi, yang sebagian besar bersifat tendensius dan tidak dapat diverifikasi.
5
Sifat khusus perang modern juga dikaitkan dengan perubahan tujuan operasi militer. Jika pada masa-masa sebelumnya agresor itu berusaha mencapai penyerahan musuh dan menggulingkan pemerintahan yang sah, sekarang ia sedang berusaha "membubarkan" kekuasaan negara, menimbulkan keraguan akan fakta keberadaannya. Taktik semacam itu membuat perlawanan di pihak “korban” menjadi tidak berarti, karena menjadi tidak jelas apa yang sebenarnya perlu dilindungi.
6
Perang di era modern berlarut-larut. Berkelahi sering kali tidak dapat direduksi menjadi satu pertempuran yang menentukan atau serangkaian pertempuran. Contohnya adalah konflik militer di Irak, Suriah dan Afghanistan. Dari waktu ke waktu, salah satu pihak melakukan operasi militer yang menentukan, tetapi ini hanya mengarah pada kemenangan lokal sementara, tanpa mempengaruhi hasil keseluruhan perang.