Manusia modern mengambil bagian penting dari pengetahuan dari media. Tetapi ada kalanya pengetahuan baru hanya bisa diperoleh dari buku. Lembar papirus atau perkamen ditulis dengan tanda-tanda rapi, digulung atau dijepit bersama, adalah buku pertama.
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/05/kak-poyavilis-pervie-knigi.jpg)
Dari sejarah buku
Untuk beberapa waktu, legenda lisan adalah satu-satunya sumber informasi. Transfer pengetahuan dan pengalaman dilakukan pada zaman kuno dari orang ke orang, dari mulut ke mulut. Selain itu, informasi seringkali hilang atau terdistorsi tanpa dapat dikenali. Untuk menghilangkan kekurangan ini, orang-orang mulai mencari cara untuk mengkonsolidasikan pengetahuan berdasarkan beberapa materi, menggunakan tulisan yang indah, dan kemudian pidato tertulis.
Peradaban kuno paling maju akhirnya menciptakan tulisan. Untuk tujuan ini, papan kayu, tanah liat atau ubin lilin, lembaran logam lunak banyak digunakan. Di Mesir kuno, misalnya, informasi dicatat pada lembaran papirus, dibuat secara khusus. Catatan paling awal tentang papirus terlipat menjadi tanggal gulungan panjang sejak milenium ketiga SM. Kita dapat mengasumsikan bahwa gulungan-gulungan Mesir adalah buku pertama yang dikenal dalam sejarah.
Buku-buku naskah pertama tentang perkamen muncul jauh kemudian, tak lama sebelum munculnya era baru. Seprai buku semacam itu diikat menjadi satu, menghasilkan volume kecil. Karena orang hanya bisa bermimpi menyalin teknologi di tahun-tahun itu, orang-orang yang terlatih secara khusus menulis buku-buku pertama dengan itikad baik. Beberapa master dapat mengerjakan satu buku sekaligus: satu lembar perkamen disiapkan, yang lain dengan rajin memajang tanda-tanda tertulis, yang ketiga mengerjakan ilustrasi.