Hutan, ladang, padang rumput, rawa dan danau adalah contoh ekosistem alami, atau biogeocenosis. Mereka memiliki kondisi lingkungan yang relatif seragam dan dibentuk oleh berbagai populasi organisme hidup yang hidup bersama dan berinteraksi satu sama lain dan dengan alam mati. Selain itu, ekosistem tunduk pada intervensi manusia.
![Image Image](https://images.culturehatti.com/img/kultura-i-obshestvo/66/kak-chelovek-ispolzuet-ozernie-ekosistemi.jpg)
Dalam sistem ekologis, komunitas makhluk hidup, bersama dengan lingkungan fisik habitatnya, berfungsi secara keseluruhan. Danau dianggap sebagai badan air alami dengan genangan air yang terletak di tanah yang tertekan. Mereka mengalir dan tidak mengalir, segar dan asin. Danau biogeocenosis terdiri dari organisme yang menghuni tubuh air, sifat fisik dan kimia air, karakteristik topografi dasar, komposisi dan struktur tanah. Ekosistem juga dipengaruhi oleh udara atmosfer yang berinteraksi dengan permukaan air, radiasi matahari dan faktor-faktor lainnya. Semakin banyak berat badan semakin berpengaruh pada bagian manusia. Orang-orang dapat menggunakan ekosistem danau dengan berbagai cara. Pilihan tertua untuk pengoperasian danau adalah memancing, karena struktur biogeocenosis danau sangat mendukung pembiakan dan penangkapan ikan. Anda dapat membiakkan tidak hanya ikan, tetapi juga ganggang, dan berbagai organisme lain yang kemudian digunakan dalam memasak, farmakologi, dan area lain dari ekonomi nasional. Manusia menggunakan air danau untuk menyiram hewan, untuk menyiram tanaman dan untuk keperluan rumah tangga. Lumpur subur yang diekstraksi dari dasar danau dapat digunakan sebagai pupuk dalam pertanian. Karena sisa-sisa tumbuhan dan hewan telah membusuk selama berabad-abad di dalamnya, ia sangat bergizi. Pupuk alami ini melampaui kualitas sebagian besar analog bahan kimia buatan. Kolam dan wilayah sekitarnya digunakan oleh manusia untuk rekreasi dan rekreasi, pariwisata dan olahraga. Danau besar juga dapat digunakan sebagai rute transportasi yang menghubungkan berbagai titik di darat. Terlepas dari kenyataan bahwa biogeocenosis relatif stabil dari waktu ke waktu dan merupakan sistem yang mengatur sendiri dan mandiri, ia dapat mengalami perubahan signifikan, hingga transisi ke jenis komunitas ekologi yang lain. Jadi, dalam kondisi tertentu, danau dapat tumbuh dan berubah menjadi rawa. Ini terjadi ketika reduksi (organisme yang memproses limbah) berhenti untuk mengatasi beban yang dikenakan pada mereka. Pada saat yang sama, komposisi spesies penduduk dan karakteristik reservoir berubah. Secara alami, manusia tidak bisa lagi mengeksploitasi rawa seperti danau yang dulu. Dengan menggunakan ekosistem danau, orang harus menyadari konsekuensi lingkungan yang dapat ditimbulkan oleh manipulasi ini atau itu. Untuk pengelolaan alam yang rasional, perlu diketahui struktur dan mekanisme yang berfungsi dari komunitas alami.