Ekonomi dunia berkembang secara siklis, sehingga periode resesi dan pertumbuhan merupakan karakteristik mutlak dari semua negara dengan sistem hubungan pasar. Siklus seperti itu ditandai dengan fluktuasi berkala dalam aktivitas bisnis di masyarakat.
Sejarah krisis dunia
Krisis ekonomi modern pertama yang diketahui terjadi pada tahun 1821 di Inggris. Pada tahun 1936, krisis pecah di seluruh Inggris Raya dan Amerika Serikat, pada tahun 1841 dan 1847 krisis kedua dan ketiga melanda Amerika Serikat.
Penurunan ekonomi dunia pertama adalah krisis tahun 1857. Kemudian, hingga akhir abad ini, tiga krisis lagi menghantam dunia. Kemudian salah satu krisis paling menghancurkan pada tahun 1900-1901 terjadi, yang melumpuhkan perekonomian AS dan Kekaisaran Rusia dan berdampak negatif pada seluruh industri metalurgi dunia.
Krisis tahun 1929-1933 masih dianggap sebagai bencana terbesar bagi ekonomi global. Amerika Serikat menjadi pusatnya, di mana ia memasuki sejarah Depresi Hebat. Namun, kemudian, krisis melanda seluruh dunia industri.
Setelah Perang Dunia II, para ekonom mencatat melemahnya fluktuasi siklus ekonomi. Namun, fluktuasi mulai terjadi dengan frekuensi yang lebih besar, sehingga jelas melanggar teori klasik.
Apa ciri khas krisis modern bagi negara ini?
Krisis modern ditandai oleh tingkat inflasi yang tinggi sebagai akibat dari penurunan tajam harga. Selama periode ini, penurunan tajam dalam produksi dimulai, disertai dengan penurunan konstan dalam aktivitas bisnis. Krisis ini ditandai dengan penurunan permintaan untuk sebagian besar barang dan jasa, yang karenanya ada surplus umum di pasar. Hal ini, pada gilirannya, mengarah pada penurunan harga yang cepat, penurunan di sektor perbankan, penghentian produksi dan meningkatnya pengangguran.
Penurunan aktivitas bisnis di masyarakat secara bertahap dan penurunan literatur ekonomi disebut resesi. Pada saat perlambatan berada pada kecepatan kritis, penurunan ekonomi dimulai. Titik penurunan ekonomi terendah disebut krisis ekonomi.